Ihwal ‘Sunah Rasul’ di Malam Jum’at
Oleh: H. Asmu’i Syarkowi
(Hakim Tinggi PTA Jayapura)
Seorang anggota grup Whats App (WA), tiba-tiba pamit keluar. Teman-teman, tidak terkecuali saya, juga bertanya-tanya apakah gerangan yang menyebabkan sang doktor (sekarang mungkin sudah profesor) ini undur diri. Padahal, grup WA tersebut dibuat semula hanya dengan satu tekat: “untuk menjalin silaturrahmi antar sesama alumni”. Meskipun semua anggota grup tidak saling ada hubungan kekerabatan sama sekali, tetapi suasana keakraban semasa kuliah dan sampai “usia tuwir” ini rupanya sudah seperti keluarga besar. Tempat yang saling berjauhan setelah puluhan tahun saling berpisah, plus kesibukan masing-masing, memang membuat semua alumni susah bertemu secara fisik sekaligus saling “kangen”. Perilaku para alumni anggota grup itu biasanya memang aneh-aneh. Ada yang serius tapi ada pula yang masih “clelekan” layaknya masa muda dulu. Yang terakhir ini pun biasanya sering mengunggah postingan iseng.
Salah satu postingan iseng, di samping hiruk pikuk postingan hoaxyang juga berseliweran, ialah postingan perihal ‘sunah rasul’ malam Jum’at. Sebagaimana sering bertebaran di berbagai grup WA, topik itu sering menjadi salah satu postingan populer. Bahkan, suguhan menarik, postingan ‘sunah rasul’ itu divisualisasikan dalam video, misalnya video pendek (Vlog), baik monolog maupun dialog, dengan pemeran perempuan cantik sekaligus genit. Yang sering membuat kita tidak habis pikir, mengapa topik tersebut sering menjadi candaan yang tidak jarang mengarah (mohon maaf) ke ‘ranah’ selangkangan. Agak ironis memang. Pada tataran tertentu kita pun sering merasakan guyonan itu sudah bernuansa pelecehan. Melebeli ‘sunah rasul’ untuk sebuah guyonan murahan tentu sangat tidak elok.
Selengkapnya KLIK DISINI