TENAGA TEKNIS PENGADILAN AGAMA DATARAN HUNIMOA IKUTI BIMBINGAN TEKNIS PENINGKATAN KOMPETENSI TENAGA TEKNIS BADAN PERADILAN AGAMA BERSAMA HAKIM AGUNG (Temuan Problematika Penerapan Hukum Acara dalam Berkas Kasasi dan Peninjauan Kembali)
Bula I www.pa-dataranhunimoa.go.id.
Jum’at, 17 Juni 2022 Masehi bertepatan dengan tanggal 17 Dzulkaidah 1443 Hijriah, bertempat di ruang Media Center Pengadilan Agama Dataran Hunimoa, Ketua Pengadilan Agama Dataran Huimoa Lutfi Muslih, S.Ag., MA. beseta jajaran teknisnya yang terdiri dari para hakim, panitera, Panitera Pengganti, Jurusita dan Jurusita Pengganti mengikuti kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama secara daring. Dengan tema Temuan Problematika Penerapan Hukum Acara dalam Berkas Kasasi dan Peninjauan Kembali yang disampaikan oleh Hakim Agung Kamar Agama MARI Yang Mulia Dr. H. Purwosusilo, SH., MH.
Pembinaan yang dilaksanakan dalam rangka peningkatan kompetensi tenaga teknis tersebut dimulai pukul 8.30 WIB atau 10. 30 WIT dengan dibuka dan sambutan oleh Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama MARI Dr. Drs. H. Aco Nur, SH., MH. .Sebagai Moderator adalah Dr. H. Candra Boy Seroza, S.Ag., M.Ag. Direktur Pembinaan tenaga Teknis Peradilan Agama.
Dalam sambutannya Dirjen Badilag menyampaikan agar seluruh aparatur diberikan kesehatan, ucapan terima kasihnya kepada narasumber yang akan menyampaikan materi yang sangat penting harus diikuti secara serius oleh aparatur, jangan ada kegiatan lain di hari jumat ketika ada pembinaan seperti olahraga atau main tenis. Aparatur jangan sampai salah menerapkan hukum baik formil maupun materiil. Jangan ada oknum yang bermain dengan pengacara karena diawasi juga oleh CCTV. Gunakan senantiasa kalung identitas bagi mereka yang masuk ke pengadilan. Jangan sampai membebani pencari keadilan yang seharusnya tidak terbebani. Aparatur agar mengeksploitasi kemampuannya untuk memberikan pelayanan yang terbaik.
Dalam kegiatan yang merupakan kegiatan berkala secara daring Badilag ini, di sampaikan oleh Direktur agar jangan sampai ada lagi temuan yang berulang dalam penerapan hukum acara yang salah. Aparatur agar lebih serius dalam mengikuti pembinaan yang dilakukan oleh Mahkamah Agung karena kehadiran secara daringpun senantiasa dievaluasi kehadiran dan keaktifannya.
Narsumber yang juga pernah menjabat Dirjen Badilag menyampaikan bahwa hukum acara sangat penting baik bagi para pihak maupun hakim karena ketika hakim melanggarnya akan menimbulkan ketidak adilan secara prosedural yang dapat berakibat kepada ketidakadilan substtansial. Misalnya ketika salah menimbang alat bukti akan berakibat kedzaliman bagi para pihak. Dalam kegiatan ini dilakukan secara interaktif dimana narasumber menyampaikan permasalahan untuk kemudian ditanggapi oleh audiens baik Pengadilan Agama maupun Pengadilan Tinggi Agama dan selanjutnya narasumber menyampaikan jawaban yang sebenarnya terkait permasalahan tersebut.
Berdasarkan temuan dalam penerapan hukum acara yang ada pada berkas kasasi dan Peninjauan kembali ada beberapa temuan di antaranya sebanyak lima hal baik terkait eksepsi kompetensi relatif maupun absolut, waktu menjatuhkan putusan terhadap perkara yang kabur, terkait bagaimana pembuktian akta otentik yang tidak ada aslinya maupun penerapan sumpah desisoir, diantaranya sebagai berikut:
Ketua Pengadilan Agama Dataran Hunimoa Lutfi Muslih, S.Ag., MA. dalam tanggapannya terkait pembinaan yang telah disampaikan menyampaikan terima kasih kepada tenaga teknis PA Dataran Hunimoa baik para hakim maupun tenaga teknis kepaniteraan yang telah mengikuti kegiatan tersebut, bersyukur bisa mengikuti kegiatan secara langsung melalui zoom meeting diminta agar seluruh pegawai Pengadilan Agama Dataran Hunimoa dapat memahami dengan menyerap dan mempraktekan atas materi yang telah disampaikan baik oleh Dirjen Badilag maupun oleh Pemateri. Dengan memahami permasalaham hukum acara akan memudahkan dalam penanganan perkara dan memberikan kepastian hukum serta kepuasan masyarakat pencari keadilan. Profesionalisme aparatur peradilan dalam melayani pencari keadilan pun semakin meningkat sehingga tekad mewujudkan peradilan yang agung dengan birokrasi yang bersih dan melayani serta lembaga berkelas dunia akan terwujud. Ke depan diharapkan seluruh aparatur baik tenga teknis maupun non teknis dapat mengikuti kegiatan terkait pembinaan sehingga karakter aparatur yang “berakhlak” terwujud. Berakhlak sebagai core value artinya bahwa aparatur peradilan haruslah berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif.
“Kehidupan indah tidak tercipta begitu saja, hal itu dibangun tiap hari dengan doa, keinginan, pengorbanan dan kerja keras.
“LMS”
